CV Brillian Cahaya Sukses

7 Perbedaan Hot Mix ATB dan Asphalt Concrete yang Perlu Anda Ketahui

Dalam proyek pembangunan jalan, memahami perbedaan Hot Mix ATB dan Asphalt Concrete sangat penting. Kedua jenis campuran ini memang sama-sama menggunakan aspal panas, namun memiliki fungsi, struktur, dan spesifikasi yang berbeda.
Bagi insinyur proyek dan mahasiswa teknik sipil, pemahaman ini membantu memilih material yang tepat agar jalan yang dibangun kuat, efisien, dan sesuai dengan spesifikasi Bina Marga

Baca Juga: Temukan 7 hal penting tentang Hot Mix ATB yang wajib diketahui kontraktor jalan


1. Fungsi Lapisan dalam Struktur Jalan

Salah satu perbedaan utama Hot Mix ATB dan Asphalt Concrete terletak pada fungsinya. Hot Mix ATB (Asphalt Treated Base) digunakan sebagai lapisan pondasi atas (base course) yang menahan dan mendistribusikan beban dari kendaraan.
Sedangkan Asphalt Concrete (AC), baik AC-BC maupun AC-WC, berfungsi sebagai lapisan permukaan (surface course) yang langsung bersentuhan dengan roda kendaraan.
Dengan kata lain, ATB memberi kekuatan struktural, sementara Asphalt Concrete memberikan kenyamanan dan kehalusan permukaan jalan.


2. Komposisi dan Kadar Aspal

Dari segi komposisi, perbedaan Hot Mix ATB dan Asphalt Concrete cukup jelas. Campuran ATB mengandung agregat kasar lebih banyak dan kadar aspal lebih rendah, sekitar 3,5–4,5%.
Sementara Asphalt Concrete memiliki agregat halus dan filler lebih tinggi dengan kadar aspal 5–6%, menjadikannya lebih fleksibel.
Kekakuan ATB membuatnya mampu menahan beban berat, sedangkan fleksibilitas Asphalt Concrete menjaga agar permukaan jalan tidak mudah retak akibat suhu ekstrem.


3. Ketebalan Lapisan dan Peran Struktural

Ketebalan juga menjadi aspek penting dalam perbedaan Hot Mix ATB dan Asphalt Concrete.
Lapisan ATB umumnya memiliki ketebalan 6–10 cm tergantung kondisi tanah dasar dan intensitas lalu lintas.
Sebaliknya, lapisan Asphalt Concrete biasanya hanya 3–4 cm, terutama pada AC-WC sebagai lapisan aus.
Kombinasi keduanya menghasilkan sistem perkerasan berlapis yang kuat: ATB menopang beban utama, AC melindungi dari cuaca dan air.


4. Daya Tahan, Stabilitas, dan Ketahanan Terhadap Air

Dari segi daya tahan, Hot Mix ATB lebih unggul dalam menahan deformasi akibat beban berat karena sifatnya yang kaku dan padat. Campuran ini juga memiliki nilai stabilitas Marshall tinggi, sesuai uji standar Bina Marga.
Namun, Asphalt Concrete unggul dalam ketahanan terhadap air dan perubahan suhu.
Jadi, perbedaan Hot Mix ATB dan Asphalt Concrete bukan hanya pada kekuatan, tetapi juga pada karakteristik ketahanannya terhadap kondisi lingkungan.


5. Biaya Produksi dan Efisiensi Material

Faktor biaya sering kali menjadi pertimbangan penting. Produksi Hot Mix ATB lebih hemat karena kadar aspal rendah dan penggunaan agregat kasar lebih dominan.
Sebaliknya, Asphalt Concrete memerlukan aspal lebih banyak dan proses produksi yang lebih presisi.
Walaupun biaya Asphalt Concrete lebih tinggi, hasil akhirnya memberikan kenyamanan berkendara dan umur layanan lebih panjang.
Oleh karena itu, perbedaan Hot Mix ATB dan Asphalt Concrete juga memengaruhi efisiensi total proyek.

Simak Juga: 6 Spesifikasi Hot Mix ATB Versi Bina Marga yang Harus Diikuti Semua Kontraktor!


6. Aplikasi Lapangan dan Proses Pemasangan

Dalam proses konstruksi, Hot Mix ATB diaplikasikan terlebih dahulu di atas lapisan subbase, lalu dipadatkan hingga mencapai kepadatan 98% dari berat jenis maksimumnya.
Setelah itu, barulah Asphalt Concrete diaplikasikan di atasnya.
AC-BC berfungsi sebagai lapisan pengikat (binder course), sedangkan AC-WC menjadi lapisan permukaan akhir.
Urutan pemasangan ini memperkuat struktur jalan secara keseluruhan, menegaskan perbedaan fungsi antara Hot Mix ATB dan Asphalt Concrete dalam sistem berlapis.


7. Umur Teknis dan Pemeliharaan

Umur teknis juga menjadi bagian dari perbedaan Hot Mix ATB dan Asphalt Concrete.
Lapisan ATB yang tertanam di bawah biasanya memiliki umur hingga 15–20 tahun dengan sedikit perawatan.
Sementara Asphalt Concrete, karena langsung bersentuhan dengan lalu lintas dan cuaca, memerlukan overlay atau pelapisan ulang setiap 5–10 tahun.
Namun, kombinasi keduanya memberikan struktur jalan yang optimal dan umur layanan lebih panjang, hingga lebih dari dua dekade.


Tips Memilih Material Berdasarkan Proyek

Untuk jalan dengan lalu lintas berat atau jalan nasional, kombinasi Hot Mix ATB dan Asphalt Concrete adalah pilihan terbaik.
Namun, untuk proyek dengan lalu lintas sedang, penggunaan Asphalt Concrete saja bisa cukup efisien.
Selalu pastikan material memenuhi spesifikasi teknis Bina Marga dan SNI ATB, agar hasil pekerjaan sesuai standar mutu nasional.
Memahami perbedaan Hot Mix ATB dan Asphalt Concrete akan membantu Anda menentukan material paling efisien dari segi biaya dan ketahanan.


Kesimpulan

Dari uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa perbedaan Hot Mix ATB dan Asphalt Concrete meliputi fungsi, komposisi, ketebalan, kekuatan, dan biaya produksi.
Hot Mix ATB berfungsi sebagai pondasi yang kuat dan stabil, sementara Asphalt Concrete menjadi lapisan pelindung yang fleksibel dan halus.
Dengan kombinasi yang tepat dan pengujian sesuai standar Marshall Test, hasil proyek jalan akan lebih kuat, tahan lama, dan hemat biaya pemeliharaan

Tertarik melihat bagaimana produk kami bisa membantu bisnis Anda? Lihat detail produk kami di e-Katalog Inaproc Brillian Cahaya Sukses